css Darmania

Pages

10 Fungsi Media Pembelajaran

Beberapa fungsi media pembelajaran adalah : (1) Pemusat perhatian siswa; (2) Menggugah emosi siswa; (3) Membantu siswa memahami materi pembelajaran; (4) Membantu siswa mengorganisasikan informasi; (5) Membangkitkan motivasi belajar siswa; (6) Membuat pembelajaran menjadi lebih konkret; (7) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra; (8) Mengaktifkan pembelajaran; (9) Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru; dan (10) Mengaktifkan respon siswa.
10  fungsi media pembelajaran
10 fungsi media pembelajaran

RPP MODEL TEMATIK



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DENGAN MODEL TEMATIK

Satuan Pendidikan        : Sekolah Dasar
Kelas / Semester           : II (dua) / 2 (dua)
Tema                             : Keluagaku
Waktu                           : 1 x 25 menit (1 x pembelajaran)

I.         Tahap Perencanaan
A.    Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator (Indk)
1.      Bahasa Indonesia
SK       :    Mendengarkan
                 5. Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan
KD      :    5.1 Menyampaikan pesan pendek yang didengarnya kepada orang lain
Indk    :    menyampaikan pesan pendek yang didengarnya
2.      IPS
SK       :    2. Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dalam keluarga dan lingkungan tetangga
KD      :    2.1 Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga
Indk    :    Menyebutkan peran anggota keluarga
3.      PKn
SK       :    3. Menyampaikan sikap demokratis
KD      :    3.1 Mengenal kegiatan musyawarah
Indk    :    Menyebutkan contoh kegiatan musyawarah

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)



Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal siswa.Untuk itu diperlukan suatau pendekatan belajar yang memberdayakan siswa. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa dalah pendekatan kontekstual (CTL).
CTL dikembangkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga  yang bergerak dalam dunai pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat, melalui Direktorat SLTP Depdiknas
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menhadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapinya.

Macam-macam Kecerdasan Majemuk ( Multiple Intelligence ) Serta Cara Mengembangkannya pada Anak Sekolah Dasar


1.      Macam-macam Kecerdasan Majemuk ( Multiple Intelligence ) Serta Cara Mengembangkannya pada Anak Sekolah Dasar

       A.    Macam-macam Kecerdasan Majemuk
Gardner (1983) berhasil mengidentifikasi tujuh macam kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai kecerdasan ganda (Multiple Intelligence) atau biasa disingkat dengan MI. Ketujuh jenis kecerdasan tersebut adalah musical/rhythmic intelligence bodily/kinesthetic intelligence, logical/mathematical intelligence, visual/spatial intelligence, verbal/linguistic intelligence, interpersonal intelligence, dan  intrapersonal intelligence (dalam perkembangannya ditambah satu jenis kecerdasan sehingga menjadi delapan, yakni naturalistic intelligence).

Tips Menjadi Pengajar yang Menyenangkan

Dapatkah Anda membayangkan, apa yang terjadi jika tak tercipta suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar? Ya, siswa akan bosan dan tujuan dari penanaman ilmu oleh pengajar tak akan tercapai. Bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan? Beberapa tips ini mungkin bisa menjadi panduan.
Salah satu hal yang harus dikedepankan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa.